El Shaddai, diambil dari bahasa Ibrani. Harafiahnya berarti “Allah dalam buah dada wanita”, maksudnya Allah yang memelihara dan mencukupi kebutuhan manusia. Kebutuhan, ya jiwa raga. Dari urusan sepele hingga yang paling kompleks. Dari yang primer untuk dilakukan tiap hitungan detik, bernapas contohnya, hingga yang paling tersier. Apapun itu, untuk menjaga kelangsungan hidup manusia, bisalah kita serahkan padaNya. Pun bila kita harus berhemat kata, tidak mengobralnya begitu saja. Karena sungguh, satu-satunya yang bisa dipegang dari keberadaan manusia adalah kata-kata. Bahkan menurutku itulah penentu seseorang bisa dianggap manusia atau tidak. Bukan tape rusak yang diputar berulang-ulang. Dan lagi, belum pernah kutemui orang sekarat karena tak bisa berkata-kata. Jadi lebih baik mengunci lafal daripada mencelakai orang lain.
Ah, lama-lama bosan dengan postingan berbau kejujuran. Tapi memang lagi booming sih, jadi gimana ya? Bukannya sok jujur tapi bila kebohongan dilakukan berulang-ulang dari Subjek ke Objek yang sama, itu baru namanya gak pernah belajar. Atau gak mau belajar ya? =)
No comments:
Post a Comment